JAKARTA - Skor literasi membaca pelajar Indonesia terus menurun. Langkah yang konsisten dan sistematis harus segera diambil, agar dapat mewujudkan pendidikan nasional yang mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing di masa depan.
"Penurunan skor literasi membaca para pelajar Indonesia harus segera disikapi dengan langkah-langkah strategis yang mampu meningkatkan kembali minat baca yang merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa pembelajar," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/1).
Catatan Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) skor literasi membaca pelajar di Indonesia terus menurun. Pada 2015 skor PISA untuk literasi membaca pelajar Indonesia tercatat 397, tahun 2018 sebesar 371, dan tahun 2022 sebesar 359.
Menurut Lestari, di tengah kondisi global yang sarat perubahan, dibutuhkan SDM yang memiliki kemampuan sebagai pembelajar.
Kemampuan untuk memahami berbagai informasi dan keterampilan melalui membaca, ujar Rerie, sangat penting dalam upaya mewujudkan bangsa pembelajar.
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, upaya peningkatan literasi membaca membutuhkan langkah yang sistemik dan konsisten, kualitas pembelajaran yang baik dan kurikulum yang adaptif, serta kompetensi guru yang terus ditingkatkan.
Diakui Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, di sejumlah daerah semangat untuk menjalankan sistem pendidikan nasional yang lebih adaptif mulai tumbuh.
Semangat itu, tambah Rerie, harus diimbangi juga dengan kesiapan infrastruktur pembelajaran yang mendukung proses adaptasi tersebut.
Rerie mendorong agar para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah segera mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan dalam proses belajar dalam upaya meningkatkan literasi membaca para peserta didik di tanah air.