CANBERRA — Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra meluncurkan program ‘Kawan Ngobrol’ untuk memfasilitasi pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di wilayah Australia.
Kawan Ngobrol merupakan program bulanan yang mempertemukan para pemelajar BIPA di Canberra dengan penutur asli Indonesia. Dalam pertemuan ini mereka dapat ngobrol santai dalam bahasa Indonesia, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan percakapan para pemelajar BIPA.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menjelaskan program tersebut bertujuan memberikan ruang dan kawan kepada masyarakat Canberra yang ingin belajar bahasa Indonesia.
“Sebagaimana layaknya kawan, program Kawan Ngobrol ini memberikan kenyamanan kepada para pemelajar BIPA untuk bercakap-cakap tanpa harus merasa tertekan seperti jika mereka belajar di dalam kelas,” kata Najib dalam keterangan pers dikutip di Jakarta Kamis (25/1).
Najib menuturkan, saat ini terdapat 16 sekolah dan 2 universitas di Canberra yang memberikan pelajaran bahasa Indonesia. Dua universitas tersebut adalah Australian National University dan University of New South Wales kampus Canberra.
Selain itu ada lembaga nonsekolah dan kampus yang juga membuka kelas Bahasa Indonesia untuk orang dewasa, seperti Australia-Indonesia Association ACT.
Meski pemelajar bahasa Indonesia cukup banyak, lanjut Najib, namun bukan berarti tidak ada kendala dalam belajar bahasa Indonesia di Canberra. Salah satu tantangan yang ada adalah menemukan komunitas yang dapat membantu para pemelajar BIPA mempraktikkan apa yang telah dipelajari di sekolah maupun kampus.
"Program Kawan Ngobrol dimaksudkan untuk menciptakan komunitas bahasa Indonesia di Canberra, sehingga dapat membantu pemelajar berlatih keterampilan percakapan," ujarnya.
Selain dapat diikuti oleh pelajar dan mahasiswa, program ini juga dapat diikuti oleh warga Australia yang pernah bertugas atau tinggal di Indonesia dan ingin merawat bahasa Indonesia yang pernah dimilikinya.
Seperti dikatakan oleh Steve yang pernah tugas selama dua tahun di Indonesia, ketika kembali ke Australia dirinya tidak menemukan lagi kawan untuk mempraktikkan Bahasa Indonesia, sehingga sudah mulai banyak kosa kata yang terlupa. Steve menyambut gembira adanya program Kawan Ngobrol ini, dan berjanji akan sering datang jika diberi tahu jadwal rutinnya.
Sementara Phil Domaschenz yang pernah bertugas di Jakarta selama satu tahun merasa rindu dengan bahasa dan budaya Indonesia. Phil berharap keberadaan ‘Kawan Ngobrol’ ini dapat mengobati rasa rindunya dengan Indonesia.