JAKARTA - Pertemuan dan konsolidasi para aktivis lintas organ dan lintaa anggakatan dinilai sebagai pertanda demokrasi di Indonesia sedang mengalami ancaman.
Para aktivis dari Kaukus 89-90 dan Aktivis 98 berkonsolidasi dan sekaligus membedah buku "Kejahatan Politik Pemilu 2024" di kantor Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, di Jakarta, Sabtu (27/1/2024).
"Pertemuan dan konsolidasi para aktivis lintas organ dan lintas angkatan itu merupakan tanda demokrasi sedang tidak baik-baik saja, bahkan terancam," kata Pengamat Komunikasi Politik Frans Immanuel Saragih di Jakarta, Minggu (28/1/2024).
Frans Immanuel Saragih menyatakan, sangat tidak mungkin bahasan yang sama dilakukan oleh kelompok yang berbeda, dan selalu didengungkan.
"Berarti ada kecemasan tingkat tinggi terhadap potensi kecurangan pemilu di mata para aktivis lintas angkatan itu," kata Frans.
"Ini tidak bisa dianggap biasa-biasa saja. Perlu kita telaah lebih lanjut, karena banyaknya kecemasan yang sama," cetus Frans Saragih yang juga Aktivis 98 ini.
Dalam diskusi bedah buku tersebut hadir Bung Cusmin dan Bung Standardkiaa mewakili Kaukus 89-90. Sedangkan dari Presidium Perhimpunan Aktivia (PA) 98 diwakili oleh Ivan Panusunan dengan Host Ketum Rekan Indonesia Bung Agung Nugroho.
Pertanyaan yang timbul dari peserta yang hadir juga seputar potensi kecurangan dan model kecurangan. Hal tersebut dijawab dengan jelas oleh para pembicara.
"Kesadaran demokrasi yang venar coba disampaikan oleh para aktivis lintas angkatan kepada masyarakat. Jadi biarkan masyarakat untuk mengetahui sejelas-jelasnya, apa saja yang mungkin terjadi. Masyarakat harus dicerdaskan bukan diberikan berita-berita yang tidak benar," kata Caleg DPRD DKI Jakarta dari Partai NasDem ini.
"Terkadang kebenaran itu pahit, tetapi Kebenaran tetap akan menjadi kebenaran," tutup Frans.