ISLAMABAD - Pakistan dan Iran mengatakan mereka menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing dan akan memperluas kerja sama keamanan, berupaya memperbaiki hubungan setelah serangan rudal terhadap apa yang mereka katakan sebagai sasaran militan.
Para menteri luar negeri kedua negara mengadakan pembicaraan di ibu kota Pakistan beberapa hari setelah tindakan militer mereka pada awal bulan Januari menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan yang lebih luas di kawasan tersebut sejak perang antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober.
Menteri Luar Negeri sementara Pakistan Jalil Abbas Jilani, berbicara pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Iran Hossein Amir Abdollahian, mengatakan kedua negara bertetangga memiliki beberapa saluran komunikasi yang kuat satu sama lain.
“Semua saluran ini beroperasi dan kami dapat membawa masalah atau kesalahpahaman apa pun yang terjadi antara kedua negara, kami dapat menyelesaikannya dengan cukup cepat,” katanya.
Kedua negara Muslim yang bertetangga ini memiliki sejarah hubungan yang sulit, namun serangan rudal adalah insiden paling serius selama bertahun-tahun.
Kedua negara sepakat untuk memerangi terorisme di wilayah masing-masing dan membentuk sistem konsultasi di tingkat menteri luar negeri untuk mengawasi kemajuan lintas sektor, kata Jilani.
Abdollahian mengatakan kedua negara memiliki pemahaman yang baik, dan tidak pernah ada perbedaan wilayah atau perang antara Iran dan Pakistan.
Iklan · Gulir untuk melanjutkan
“Kami menganggap keamanan Pakistan, negara Iran yang penuh persaudaraan, bersahabat dan bertetangga, sama seperti keamanan Republik Islam Iran dan keamanan seluruh kawasan,” kata Abdollahian.
“Melalui kerja sama antara Teheran dan Islamabad, kami tidak akan membiarkan teroris membahayakan dan mengancam keamanan kedua negara,” katanya, seraya menambahkan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi akan segera mengunjungi Pakistan.
Hubungan antara kedua negara memburuk setelah serangan rudal tersebut, dengan Pakistan memanggil kembali duta besarnya untuk Teheran dan tidak mengizinkan rekannya kembali ke Islamabad, serta membatalkan semua hubungan diplomatik dan perdagangan tingkat tinggi.
Namun upaya segera dilakukan untuk menurunkan suhu, dengan para utusan diminta kembali ke pos mereka dan Abdollahian diundang untuk berunding.
Islamabad mengatakan serangan itu menyerang pangkalan separatis Front Pembebasan Baloch dan Tentara Pembebasan Baloch, sementara Teheran mengatakan serangan itu menyerang militan dari kelompok Jaish al Adl (JAA).
Kelompok militan tersebut beroperasi di wilayah yang mencakup provinsi Balochistan di barat daya Pakistan dan provinsi Sistan-Baluchestan di tenggara Iran. Kedua wilayah tersebut bergolak, kaya akan mineral, dan sebagian besar terbelakang.