JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, pada Senin (26/8/24) menerima secara langsung kunjungan Duta Besar Amerika Serikat Kamala Shirin Lakhdhir, di kantor Kemendikbudristek, Jakarta.
Sejumlah hal dibahas pada pertemuan tersebut yang utamanya menggarisbawahi pentingnya upaya penguatan kerja sama kedua negara dengan ekosistem pendidikan yang besar tersebut pada bidang pendidikan, pengajaran bahasa, hingga budaya.
“Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Amerika Serikat dalam menyukseskan sejumlah inisiatif Merdeka Belajar yang kami luncurkan. Pada saat ini, telah terdapat semakin banyak pelajar Indonesia mengenyam pembelajaran di kampus-kampus ternama Amerika Serikat,” kata Menteri Nadiem.
Bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Amerika Serikat yang jatuh pada tahun ini, Dubes Kamala mengungkapkan bahwa salah satu misi penugasannya kali ini adalah untuk mengeksplorasi kesempatan perluasan kerja sama, khususnya pada bidang pendidikan, antar-kedua negara.
“Kami ingin mengetahui lebih lanjut tentang apa saja yang Amerika Serikat dapat tawarkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan bagaimana pemerintah kedua negara dapat terus meningkatkan kerja samanya pada bidang strategis ini,” tutur Dubes Kamala.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Menteri Nadiem mengungkapkan bahwa kendala bahasa yang masih dialami oleh sebagian besar pelajar Indonesia adalah pekerjaan rumah yang dapat ditangani bersama-sama oleh pemerintah kedua negara.
“Bahasa adalah kunci utama bagi para pelajar Indonesia untuk dapat mengakses pendidikan berkualitas global. Kami mengundang dukungan Pemerintah Amerika Serikat untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Indonesia,” kata Menteri Nadiem.
Kolaborasi kedua negara di bidang pengajaran bahasa Inggris sebetulnya telah diinisiasi melalui pengiriman relawan pengajar bahasa Inggris asal Amerika Serikat di bawah payung program Peace Corps (PC) dan Fulbright English Teaching Assistant (ETA).
Meskipun demikian, pelaksanaan program sempat terhenti selama masa pandemi dan, kini, tengah mulai dirintis kembali. Pada tahun ini, terdapat 8 relawan PC dan 10 relawan ETA sedang menjalankan tugas, yakni mendampingi guru bahasa Inggris pada sejumlah sekolah di Indonesia.
Lebih lanjut lagi, Mendikbudristek turut menyebut bahwa sejumlah program mobilitas pelajar dalam durasi yang lebih singkat, seperti Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) yang dirintis oleh Kemendikbudristek sejak 2021, dapat menjadi kerangka penguatan kerja sama yang potensial dijajaki oleh kedua negara.
“Sejak diluncurkan pada 2021, pendaftar IISMA terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Adanya minat yang besar di kalangan pelajar dan kesempatan bagi pemerintah dalam menyediakan pengalaman pembelajaran transformatif dengan biaya yang lebih kecil sebab durasi program yang lebih pendek daripada beasiswa pada umumnya telah sukses menjadikan IISMA sebagai salah satu program Kampus Merdeka paling favorit dewasa ini,” terang Menteri Nadiem.
“Adapun, bagi negara maupun instansi mitra di luar negeri, adanya sejumlah fleksibilitas tertentu dalam penetapan instansi penerima awardee IISMA turut membuka peluang bagi perluasan kerja sama antara Indonesia dan sejumlah instansi pendidikan tinggi yang berkomitmen memberikan pembelajaran transformatif bagi pelajar Indonesia di luar sana,” kata Menteri Nadiem.
Menanggapi hal tersebut, Dubes Kamala menyampaikan bahwa, dewasa ini, terdapat semakin banyak perguruan tinggi Amerika Serikat yang tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Ia berharap agar ke depan, tidak hanya perguruan tinggi dengan ranking tinggi saja yang dapat bekerja sama dengan Indonesia, tetapi turut mencakup perguruan tinggi Amerika Serikat lainnya yang tentunya turut memiliki keunggulan pada bidang-bidang keilmuan tertentu.
Selain kerja sama pada bidang bahasa dan pendidikan tinggi, kerja sama pada bidang kebudayaan turut dibahas pada pertemuan tersebut. Mendikbudristek Nadiem menyebut bahwa terdapat perkembangan kerja sama yang positif antara Kemendikbudristek, Museum Cagar dan Budaya (MCB) dan Smithsonian National Museum of Asian Art (NMAA) dewasa ini.
“Saya mengapresiasi atas perkembangan kerja sama antara Kemendikbudristek dan NMAA sejak kunjungan kerja saya ke Smithsonian Institution beberapa waktu lalu. Kerja sama berupa pertukaran staf, pameran, hingga riset di bidang sejarah, kami harapkan dapat mendorong semakin majunya museum-museum di Indonesia,” kata Menteri Nadiem.