JAKARTA - Sisa-sisa jenazah pendaki Inggris yang menghilang di Mount Everest 100 tahun lalu diyakini akhirnya ditemukan.
Pada hari Jumat (11/10/2024), National Geographic melaporkan bahwa salah satu tim dokumenter mereka menemukan sepatu bot bulan lalu saat mendaki Gletser Rongbuk Tengah, yang terletak di bawah sisi utara Mount Everest.
Setelah diperiksa lebih lanjut, tim menemukan sisa-sisa kaki masih berada di dalam sepatu bot, begitu pula kaus kaki.
"Saya mengangkat kaus kaki itu," kata fotografer dan sutradara Jimmy Chin, "dan ada label merah yang bertuliskan AC IRVINE yang dijahit di dalamnya."
Pada tahun 1924, pendaki Inggris Andrew Irvine dan rekan pendakinya George Malloy hilang saat mereka berusaha menjadi orang pertama yang mencapai puncak Everest.
Meskipun jasad George Malloy ditemukan pada tahun 1999, apa yang terjadi pada Andrew Irvine masih menjadi misteri.
Menurut Chin, kelompok itu langsung mengenali nama itu dan "berlari berputar-putar sambil memaki-maki."
Mengenai pentingnya penemuan ini, Chin mengatakan bahwa hal itu dapat membawa para ahli lebih dekat untuk menjawab salah satu pertanyaan terbesar dalam sejarah pendakian gunung: apakah Mallory dan Irvine berhasil mencapai puncak Everest?
(Sampai saat ini, kehormatan tersebut dipegang oleh Edmund Hillary dan Tenzing Norgay, yang berhasil mencapai puncak Everest pada tahun 1953.)
Chin melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia berharap mereka juga dapat mengakhiri hubungan dengan keluarga Irvine yang masih hidup.
Bahkan, ia mengatakan bahwa salah satu orang pertama yang ia hubungi adalah Julie Summers, keponakan buyut Irvine dan penulis buku tentang hidupnya.
"Ketika Jimmy memberi tahu saya bahwa ia melihat nama AC Irvine pada label kaus kaki di bagian dalam sepatu bot, saya pun meneteskan air mata," kata Julie Summers.
"Itu adalah dan akan tetap menjadi momen yang luar biasa dan mengharukan."
Meski masih belum ada jawaban pasti mengenai apakah Andrew Irvine dan George Mallory mencapai puncak gunung, Chin mengatakan ia yakin ada lebih banyak bukti di luar sana yang dapat menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi pada pendaki Inggris tersebut.
Mengenai di mana sisa-sisa itu ditemukan, Chin mengatakan bahwa dia tidak akan membocorkan informasi tersebut karena dia tidak ingin mendorong para pemburu piala untuk memulai pencarian mereka sendiri.
Chin juga mengatakan dia mendapat izin dari Asosiasi Pendakian Gunung Tiongkok-Tibet (CTMA) untuk memindahkan sepatu bot itu dari gunung agar tidak diganggu, dan bahwa timnya mengambil sampel DNA untuk diharapkan dapat membuktikan temuan mereka secara meyakinkan.
"Tapi maksudku, Bung," imbuh Chin. "Ada labelnya."
Menurut CBS News, sejak ekspedisi Everest dimulai pada tahun 1920-an, lebih dari 300 orang telah meninggal. (*)