Diperingati Tiap Lima November, Berikut Sejarah Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

M. Habib Saifullah | Selasa, 05/11/2024 14:45 WIB
Diperingati Tiap Lima November, Berikut Sejarah Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional Komodo, satwa endemik Indonesia yang menjadi salah satu simbol dalam Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (Foto:CNN Indonesia)

JAKARTA - Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati setiap lima November yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993. Keputusan ini dikeluarkan sebagai tanggapan terhadap semakin parahnya kerusakan alam dan ancaman kepunahan terhadap berbagai spesies flora dan fauna Indonesia.

Pemerintah ingin meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keanekaragaman hayati bagi keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan kehidupan.

Pada tahun 1993, saat Keputusan Presiden ini dikeluarkan, perhatian terhadap masalah lingkungan dan keberlanjutan mulai meningkat secara global.

Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional merupakan salah satu bentuk implementasi dari komitmen Indonesia terhadap kelestarian alam, sejalan dengan semangat Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity) yang diadakan pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.

Tujuan Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya:

1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Hari ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga kelestarian flora dan fauna. Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan plastik berlebihan, pembukaan lahan, dan perburuan satwa liar, berdampak buruk pada lingkungan.

2. Melestarikan Keanekaragaman Hayati

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Dengan memperingati hari ini, diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap perlindungan spesies langka dan ekosistem yang mulai terancam, seperti hutan hujan tropis, hutan bakau, dan terumbu karang.

3. Meningkatkan Partisipasi dalam Konservasi

Peringatan ini mengajak masyarakat dari berbagai kalangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan konservasi, baik melalui aksi nyata maupun kampanye penyadaran di tingkat lokal hingga nasional.

4. Menanamkan Rasa Cinta terhadap Flora dan Fauna Indonesia

Dengan adanya Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, diharapkan masyarakat Indonesia akan semakin menghargai kekayaan flora dan fauna Nusantara sebagai bagian dari identitas bangsa yang harus dilestarikan.

Selain itu, Indonesia memiliki beberapa flora dan fauna yang dijadikan simbol nasional untuk menumbuhkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap kekayaan hayati negara. Beberapa spesies yang dipilih mencerminkan keragaman serta keunikan flora dan fauna Indonesia, di antaranya:

Bunga Nasional:

  • Melati putih (Jasminum sambac), simbol kesucian dan kesederhanaan.
  • Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis), yang melambangkan keindahan dan keberanian.
  • Rafflesia arnoldii, sebagai simbol flora langka dan eksotis khas Indonesia.

Satwa Nasional:

  • Komodo (Varanus komodoensis), sebagai satwa endemik Indonesia yang hanya hidup di Kepulauan Nusa Tenggara.
  • Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), sebagai simbol keberanian dan kekuatan.
  • Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), yang sering dikaitkan dengan identitas nasional karena mirip dengan burung Garuda, lambang negara Indonesia.