JAKARTA - Orang Sunda, yang mayoritas tinggal di Jawa Barat, memiliki filosofi dan pandangan hidup yang kaya akan petuah atau nasihat yang diwariskan secara turun-temurun.
Petuah-petuah ini mengandung makna mendalam, mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini sepuluh petuah Sunda yang patut menjadi renungan.
1. Someah Hade ka Semah
Someah Hade ka Semah memiliki arti ramah dan baik kepada tamu.Petuah ini mengajarkan bahwa masyarakat Sunda harus selalu bersikap ramah dan baik hati kepada tamu yang datang.
Tamu dianggap sebagai berkah yang harus disambut dengan baik, penuh keramahan, dan pelayanan yang tulus. Sikap ini mencerminkan karakter masyarakat Sunda yang terbuka, hangat, dan menghargai persahabatan.
2. Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh
Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh berarti saling mengasah, saling mengasihi, saling membimbing. Filosofi ini mengajarkan pentingnya sikap saling menghargai, menyayangi, dan membimbing satu sama lain.
"Silih asah" berarti saling mengingatkan dan membantu dalam menambah pengetahuan, "silih asih" berarti saling menyayangi, dan "silih asuh" berarti saling membimbing. Petuah ini menekankan harmoni dalam masyarakat dan hubungan antarindividu yang penuh kasih.
3. Caina Herang, Laukna Beunang
Caina Herang, Laukna memiliki arti airnya jernih, ikannya tertangkap. Petuah ini adalah nasihat untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik, sehingga kedua belah pihak mendapat manfaat.
Ia mengajarkan pentingnya keterbukaan, kejujuran, dan keadilan agar setiap permasalahan terselesaikan tanpa merugikan pihak manapun. Dengan kata lain, tujuan dicapai tanpa menimbulkan kebencian.
4. Ulah Kaduhung Ku Hapa, Ulah Kaburu Ku Panas
Ulah Kaduhung Ku Hapa, Ulah Kaburu Ku Panas Jangan menyesal karena lapar, jangan terburu-buru karena emosi.
Nasihat ini mengingatkan agar seseorang tidak mengambil keputusan ketika sedang lapar atau emosi. Masyarakat Sunda percaya bahwa keputusan yang diambil dalam kondisi seperti itu sering kali tidak bijaksana. Petuah ini mengajarkan pentingnya kesabaran dan pemikiran matang sebelum bertindak atau berbicara.
5. Handap Asor
Handap asor berarti rendah hati, yaitu dengan mengajarkan sikap rendah hati sebagai kunci untuk meraih kehormatan sejati. Orang yang rendah hati tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain, meski mungkin memiliki kelebihan. Sikap rendah hati ini mencerminkan kebijaksanaan bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
6. Pageuh Keupeul, Teuneung Pakeun Ngigel
Pageuh Keupeul, Teuneung Pakeun Ngigel berarti Kuatkan genggaman, kokoh untuk bertahan. Petuah ini menasihati seseorang untuk kuat dalam menghadapi tantangan hidup.
"Pageuh keupeul" berarti memegang erat atau bersikukuh pada prinsip yang benar, sementara "teuneung pakeun ngigel" berarti berani menghadapi tantangan atau hambatan dengan tekad yang kuat. Ini mengajarkan agar seseorang tidak mudah menyerah dan memiliki prinsip yang teguh.
7. Ulah Kumawani Wae
Artinya: Jangan hanya berani.
Ulah Kumawani Wae berarti jangan hanya berani, petuah ini mengajarkan bahwa keberanian saja tidak cukup, melainkan juga harus dilandasi dengan kebijaksanaan.
Berani tanpa pertimbangan dapat membawa masalah. Orang Sunda percaya bahwa segala tindakan sebaiknya dipikirkan secara matang, bukan hanya berani saja tanpa memperhitungkan konsekuensinya.
8. Ngindung Ka Waktu, Mibapa Ka Jaman
Ngindung ka Waktu memiliki arti Mengikuti perkembangan waktu dan menghargai zaman. Petuah ini menasihati agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, tanpa melupakan akar budaya dan identitasnya.
Petuah ini relevan dalam dunia modern, di mana perubahan terjadi begitu cepat. Masyarakat Sunda diajak untuk terus belajar, beradaptasi, dan tetap terbuka terhadap kemajuan, namun tidak kehilangan jati diri.
9. Ulah Munggah Ka Luhur, Ulah Nyuruwuk Ka Handap
Ulah Munggah Ka Luhur, Ulah Nyuruwuk Ka Handap dalam bahasa Indonesia dapat diartikan jangan meninggi ke atas, jangan menekan ke bawah. Maksud dari petuah ini mengajarkan pentingnya sikap adil dan tidak merendahkan orang lain.
Masyarakat Sunda diajarkan untuk tetap rendah hati dan tidak sombong meski berada dalam posisi tinggi. Sebaliknya, petuah ini juga mengingatkan untuk tidak menindas atau memandang rendah orang yang dianggap lebih lemah. Hal ini mencerminkan semangat persaudaraan dan menghargai setiap orang tanpa memandang status.
10. Tong Bodo Kasarung
Tong Bodo Kasarung berarti jangan bodoh dan terjebak dalam situasi yang sulit. Petuah ini mengingatkan untuk tidak terbawa oleh situasi atau bujukan yang menjerumuskan.
Masyarakat Sunda diajarkan agar selalu berpikir secara cermat, hati-hati, dan tidak mudah tertipu oleh penampilan atau omongan manis orang lain. Sikap waspada dan bijaksana dalam mengambil keputusan menjadi kunci agar tidak mudah terjebak.