JAKARTA - Rasisme dan diskriminasi masih menjadi isu serius yang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Tindakan diskriminatif yang disebebkan adanya perbedaan warna kulit, etnis, agama, atau kebangsaan, dan sering kali dijadikan alat untuk menekan bahkan merendahkan salah satu pihak.
Melansir dari berbagai sumber berikut ini enam negara yang dinilai memiliki tingkat rasisme tinggi
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat memiliki sejarah panjang dalam hal rasisme, terutama antara warga kulit putih dan keturunan Afrika-Amerika. Sejarah perbudakan, diskriminasi, dan segregasi rasial menciptakan ketegangan yang masih terasa hingga hari ini.
Meskipun negara ini telah mencapai kemajuan dalam hak-hak sipil, diskriminasi rasial tetap ada, terutama dalam sistem peradilan, perumahan, dan ketidaksetaraan ekonomi.
Menurut survei dari Pew Research Center, sebagian besar warga Afrika-Amerika merasa bahwa mereka diperlakukan tidak adil dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan kepolisian.
Gerakan sosial seperti Black Lives Matter mencerminkan perlawanan terhadap ketidakadilan rasial yang terus dirasakan oleh kelompok minoritas. Selain itu, diskriminasi juga terjadi terhadap warga Asia-Amerika, Latin, dan penduduk asli Amerika.
2. Israel
Israel juga memiliki masalah terkait rasisme, terutama terhadap warga keturunan Arab dan komunitas Palestina. Konflik yang berlangsung lama antara Israel dan Palestina menambah ketegangan rasial antara kedua kelompok ini.
Menurut beberapa laporan dari organisasi hak asasi manusia, warga Palestina yang tinggal di wilayah Israel atau di bawah kontrol Israel di Tepi Barat mengalami diskriminasi dalam bentuk pembatasan mobilitas, akses terbatas ke layanan publik, dan perbedaan perlakuan dalam hukum.
Bahkan yang terbaru, Israel hingga saat ini masih gencar melakukan serangan militer yang bukan hanya menargetkan fasilitas militer, tetapi juga fasilitas publik dan juga para warga sipil, seperti anak-anak, perempuan.
3. Ukraina
Di Ukraina, diskriminasi rasial sering terjadi terhadap kelompok etnis minoritas, terutama mereka yang berasal dari Asia, Afrika, dan komunitas Roma.
Konflik yang melibatkan Rusia juga memperburuk situasi bagi kelompok etnis minoritas yang dianggap sebagai "orang luar" oleh sebagian masyarakat Ukraina.
Kelompok Roma sering menghadapi diskriminasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan, serta tinggal di daerah yang kurang berkembang.
Selain itu, serangan terhadap orang-orang dari Asia dan Afrika yang belajar atau bekerja di Ukraina juga sering dilaporkan. Laporan Amnesty International menyebutkan bahwa kelompok ekstremis di Ukraina kadang melakukan serangan fisik terhadap warga yang dianggap "berbeda," terutama pada orang-orang dengan warna kulit yang berbeda.
4. Arab Saudi
Arab Saudi dikenal dengan kebijakan yang sering dianggap diskriminatif terhadap pekerja migran, terutama mereka yang berasal dari Asia Selatan dan Afrika.
Di bawah sistem kafala (sponsor), pekerja migran berada dalam kendali penuh majikan, yang membuat mereka rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan. Pekerja migran sering kali mendapatkan perlakuan tidak adil, dengan ruang terbatas untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
Selain itu, diskriminasi berbasis etnisitas juga terjadi di antara penduduk asli. Terdapat stereotip tertentu terhadap orang dengan latar belakang etnis yang berbeda, khususnya mereka yang berasal dari negara tetangga.
5. Qatar
Qatar, seperti Arab Saudi, memiliki masalah diskriminasi yang serius terhadap pekerja migran. Sebagian besar populasi Qatar terdiri dari pekerja asing yang datang dari negara-negara Asia Selatan, seperti India, Nepal, Bangladesh, dan Filipina.
Pekerja asing ini sering mengalami kondisi kerja yang buruk, gaji rendah, serta diskriminasi dalam akses terhadap layanan kesehatan dan perumahan.
Sistem kafala yang berlaku di Qatar membuat pekerja migran berada di bawah kendali majikan dan kesulitan untuk meninggalkan pekerjaan atau negara tersebut tanpa izin majikan.
Amnesty International dan Human Rights Watch melaporkan adanya pelanggaran hak asasi manusia, terutama dalam proyek-proyek pembangunan yang sedang berlangsung, seperti pembangunan infrastruktur untuk Piala Dunia 2022. Meskipun Qatar telah berusaha mereformasi sistem ketenagakerjaan, diskriminasi dan eksploitasi masih menjadi masalah yang serius.
6. India
India memiliki masalah rasisme yang berkaitan dengan kasta, warna kulit, agama, dan etnisitas. Sistem kasta yang telah ada sejak lama menciptakan diskriminasi sosial terhadap kelompok tertentu, seperti Dalit, yang kerap mengalami ketidakadilan dalam pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik.
Selain itu, imigran dari negara-negara tetangga seperti Bangladesh dan Pakistan sering kali menjadi target diskriminasi di beberapa wilayah di India.
Rasisme juga tampak dalam bentuk preferensi warna kulit yang terlihat di masyarakat, dengan anggapan bahwa kulit lebih cerah lebih "baik" atau "cantik."
Hal tersebut menciptakan diskriminasi bagi orang berkulit gelap di banyak aspek, seperti pernikahan, dan pekerjaan. Masyarakat dari wilayah Timur Laut India yang memiliki penampilan fisik berbeda juga sering menghadapi prasangka dan diskriminasi.