• Gaya Hidup

Songkok Recca: Proses Pembuatan dan Filosofi yang Terkandung

M. Habib Saifullah | Minggu, 24/11/2024 15:35 WIB
Songkok Recca: Proses Pembuatan dan Filosofi yang Terkandung Ilustrasi,Songkok Recca (Foto: Liputan6)

JAKARTA - Songkok Recca merupakan salah satu penutup kepala tradisional yang berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Bagi masyarakat Bugis, songkok ini tidak hanya berfungsi sebagai aksesori pakaian, tetapi juga mengandung makna filosofis, nilai sejarah, dan simbol identitas budaya.

Apa Itu Songkok Bone?

Songkok Recca ialah jenis songkok (kopiah) khas Sulawesi Selatan yang dikenal dengan ciri khas anyaman dan bahan bakunya yang unik. Songkok ini sering digunakan dalam acara adat, keagamaan, dan kegiatan resmi lainnya oleh masyarakat Bugis, Makassar, dan suku-suku lain di Sulawesi Selatan.

Berbeda dengan songkok biasa, Songkok Recca dibuat dengan teknik dan bahan khusus, menjadikannya simbol status sosial dan kebanggaan budaya.

Bahan Baku dan Proses Pembuatan

Songkok Recca dibuat menggunakan bahan-bahan alami yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bugis. Berikut bahan utama yang biasanya digunakan:

  • Benang Sutra: Digunakan untuk membuat pola-pola khas pada songkok. Sutra memberikan kesan mewah dan halus.
  • Rotan atau Anyaman Lontar: Digunakan sebagai rangka dasar songkok, memberikan kekuatan dan fleksibilitas.
  • Beludru: Sebagai pelapis luar, memberikan tampilan yang elegan.
  • Benang Emas atau Perak (Opsional): Untuk menghias songkok dengan pola tradisional khas Bugis.

Proses pembuatan Songkok Recca memerlukan ketelitian tinggi dan memadukan keterampilan seni tangan dengan teknik tradisional. Tahapannya meliputi:

  1. Pembuatan rangka dasar dari anyaman rotan atau lontar.
  2. Pelapisan dengan kain beludru atau bahan lainnya.
  3. Penyulam pola-pola khas menggunakan benang sutra atau benang emas.

Sejarah Songkok Recca

Songkok Recca diyakini sudah ada sejak zaman Kerajaan Bone, salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan yang berdiri pada abad ke-14. Pada masa itu, songkok digunakan oleh bangsawan sebagai simbol kebesaran dan status sosial.

Seiring waktu, songkok ini menjadi bagian dari pakaian adat masyarakat Bugis dan dipakai oleh berbagai kalangan, baik bangsawan maupun rakyat biasa, terutama dalam upacara adat dan keagamaan. Pada era kolonial, songkok ini juga sering dipakai oleh tokoh-tokoh perlawanan sebagai simbol perlawanan dan identitas budaya.

Filosofi dan Makna Songkok Recca

Songkok Bone memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Bugis. Beberapa filosofi yang terkandung dalam songkok ini meliputi:

  • Keberanian dan Kehormatan: Songkok Recca melambangkan keberanian masyarakat Bugis, yang terkenal sebagai pelaut ulung dan pejuang tangguh.
  • Keimanan dan Kesalehan: Songkok sering dikenakan dalam kegiatan keagamaan, mencerminkan ketaatan kepada Tuhan.
  • Kesederhanaan yang Elegan: Meskipun tampilannya sederhana, Songkok Recca memiliki keindahan dalam detail, mencerminkan filosofi hidup yang sederhana tetapi bermartabat.
  • Identitas Budaya: Songkok ini menjadi simbol kebanggaan dan jati diri masyarakat Bugis, menjaga tradisi leluhur yang kaya

Songkok Recca adalah lebih dari sekadar penutup kepala, ia adalah simbol sejarah, filosofi, dan identitas masyarakat Bugis.

Dalam setiap anyaman dan pola yang dihasilkan, terdapat cerita tentang keberanian, kesederhanaan, dan kebanggaan budaya. Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, Songkok Bone patut dilestarikan dan dihargai oleh generasi mendatang.