JAKARTA - Di tengah perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda, terdapat sejumlah individu asal Belanda yang justru berpihak pada keadilan dan mendukung kemerdekaan Indonesia.
Sikap mereka melawan pemerintah kolonial tidak hanya menunjukkan keberanian, tetapi juga menjadi inspirasi dalam perjuangan universal melawan penindasan. Berikut ini lima tokoh Belanda yang mendukung kemerdekaan Indonesia dan kontribusinya:
Ernest Douwes Dekker, yang kemudian mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudi, adalah seorang nasionalis keturunan Belanda-Jawa-Jerman yang lahir di Pasuruan pada tahun 1879.
Ia merupakan salah satu pendiri Indische Partij bersama Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sebuah partai politik pertama yang secara terang-terangan menyerukan kemerdekaan Indonesia dari kolonial Belanda.
Melalui tulisan dan pidatonya, Douwes Dekker menanamkan kesadaran politik di kalangan rakyat Indonesia. Dia juga aktif mengkritik kebijakan kolonial yang diskriminatif terhadap pribumi.
Sebagai bentuk identitas dan komitmen terhadap perjuangan Indonesia, ia mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudi, menanggalkan nama Belanda yang melekat padanya.
Eduard Douwes Dekker, dikenal dengan nama pena Multatuli, adalah seorang penulis Belanda yang lahir pada tahun 1820. Sebagai pejabat kolonial di Indonesia, ia menyaksikan langsung praktik eksploitasi sistem tanam paksa terhadap rakyat pribumi. Pengalaman ini mendorongnya untuk menulis novel terkenal, "Max Havelaar", yang mengkritik keras kolonialisme Belanda.
Karya Multatuli menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia di bawah sistem tanam paksa dan menginspirasi banyak orang untuk menyadari ketidakadilan kolonialisme. Meskipun ia tidak secara langsung terlibat dalam perjuangan fisik, bukunya menjadi referensi penting dalam gerakan nasionalisme Indonesia.
Hubertus Johannes van Mook ialah seorang pejabat tinggi Belanda yang lahir di Semarang pada tahun 1894. Sebagai seorang yang lahir dan besar di Indonesia, Van Mook memiliki pandangan progresif mengenai hubungan antara Belanda dan Indonesia. Ia mendukung konsep pembentukan negara Indonesia Serikat sebagai jalan tengah menuju kemerdekaan.
Selama masa transisi kemerdekaan Indonesia, Van Mook terlibat dalam berbagai perundingan internasional, seperti Perjanjian Linggarjati, yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Belanda dan Indonesia. Meskipun tindakannya sering dianggap setengah hati oleh banyak pihak, upayanya dalam mendukung diplomasi menunjukkan niatnya untuk melihat Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
Willem Oltmans adalah seorang jurnalis Belanda yang dikenal karena keberaniannya mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia secara terbuka mengkritik kebijakan agresi militer Belanda terhadap Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan. Hubungan dekatnya dengan Presiden Soekarno memberinya wawasan langsung tentang perjuangan bangsa Indonesia.
Melalui berbagai tulisannya, Oltmans membantu menyuarakan pandangan Soekarno di dunia internasional, terutama tentang perlunya pengakuan kedaulatan Indonesia. Sikapnya yang vokal membuatnya sering kali dikucilkan oleh komunitas jurnalisme Belanda, tetapi ia tetap teguh membela perjuangan Indonesia.
Pieter Jelles Troelstra adalah seorang politisi dan aktivis sosial dari Belanda yang berasal dari Partai Sosial Demokrat. Sebagai seorang yang memegang prinsip keadilan, Troelstra secara terbuka menentang kolonialisme dan mendukung hak rakyat Indonesia untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Dalam perdebatan politik di parlemen Belanda, Troelstra adalah salah satu suara yang konsisten mengadvokasi penghentian kolonialisme. Meskipun ia tidak pernah terlibat langsung di Indonesia, ide-idenya memberikan dorongan moral bagi gerakan anti-kolonialisme di Indonesia dan Belanda.