Ilustrasi, arah kanan (Foto: Unsplash/Nick Fewings)
JAKARTA - Dalam berbagai budaya dan tradisi, sisi kanan sering kali diasosiasikan dengan kebaikan, kemuliaan, dan hal-hal yang positif. Hal ini tidak hanya tercermin dalam bahasa dan ungkapan, tetapi juga dalam ajaran agama, simbolisme budaya, dan persepsi psikologis. Lalu, mengapa sisi kanan memiliki predikat yang begitu kuat dengan kebaikan? Berikut beberapa alasannya:
Banyak agama di dunia mengasosiasikan sisi kanan dengan kebaikan, kepatuhan, dan kehormatan. Tradisi ini mengakar dalam praktik keagamaan sehari-hari, sehingga sisi kanan menjadi simbol dari sesuatu yang baik dan benar Misalnya:
Sebagian besar populasi manusia (sekitar 90%) menggunakan tangan kanan sebagai tangan dominan. Dalam sejarah manusia, tangan kanan digunakan untuk aktivitas positif seperti makan, bekerja, dan berjabat tangan.
Sebaliknya, tangan kiri sering digunakan untuk tugas-tugas yang dianggap kurang bersih. Predikat ini menciptakan persepsi sosial bahwa kanan adalah yang "baik" atau "benar."
Dalam banyak bahasa, kata "kanan" memiliki makna yang berkaitan dengan kebaikan atau kebenaran. Contohnya:
Beberapa studi menunjukkan bahwa otak manusia memiliki kecenderungan neurologis untuk mengaitkan kanan dengan hal positif. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi kanan mungkin memiliki dasar evolusioner atau biologis, sebagai contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari, etiket sering kali memperkuat simbolisme kanan, kebiasaan ini membentuk pola pikir masyarakat bahwa kanan adalah sisi yang benar dan positif, seperti: