JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengaku prihatin dengan kondisi umat Islam Indonesia. Pasalnya sebanyak 72,52 persen umat Islam di Indonesia masih mengalami buta aksara Al-Alquran
Menag Nasaruddin mengutip penelitian Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta terhadap 3.111 responden yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia. Hal tersebut disampaikanya dalam peresmian Pusat Layanan Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Quran (UPQ) di Ciawi, Bogor, pada Rabu (4/11/2024).
"Itu artinya hanya berapa yang bisa ngaji, antara lain penyebabnya mereka tidak punya Al-Quran," ujar Menag Nasaruddin.
Selain juga kekurangan jumlah Al-Quran, menag pun menyebutkan, jumlah guru ngaji di seluruh Indonesia hanya 928 ribu guru ngaji, sementara usia populasi umat Islam berjumlah sekitar 270 juta.
"Berarti satu guru ngaji harus mengajar lebih seribu anak," kata Menag.
Untuk itu, Menag berharap, dengan kehadiran percetakan Al-Quran ini dapat membantu mengatasi persoalan yang dihadapi pendidikan Islam saat ini, salah satunya ialah dengan memenuhi kebutuhan Al-Quran di seluruh wilayah Indonesia.
"Ya, kekurangan Al-Quran di pulau-pulau terpencil, di daerah perbatasan, itu bisa kita suplai melalui kandwil-kandwil agama, jadi distribusinya itu bisa seperti itu," ujar dia.
Menag Nasarudin mengatakan, kehadiran percetakan Al-Quran ini dapat membantu memenuhi kebutuhan Al-Quran masyarakat Indonesia yang mencapai 6 juta eksemplar pertahun. Adapun UPQ Ciawi ini, dapat mencetak sebanyak 2 juta Al-Quran dalam satu tahun.
"Jadi alhamdulillah dengan kehadirian penerbitan ini maka itu bisa memberikan kebutuhan umat Islam tentang kebutuhan Al-Quran ini," kata Menag Nasaruddin.
Selain dapat mencetak Al-Quran, Menag Nasarudin juga menyebutkan, UPQ bisa menerbitkan kitab suci agama lain, serta buku-buku pendidikan. Sehingga pembangunan percetakan Al-Quran ini dapat bermanfaay bagi masyarakat yang lebih luas.
"Jadi buku-buku pelajaran, buku-buku apapun, juga mencetak jurnal bisa kita lakukan disini secara profesional. Ya, walaupun namanya percetakan Al-Quran, tetapi non-Quran pun juga bisa dicetak. Bahkan kitab sisi teman-teman kita yang beragama lain pun juga bisa diorder disini," ujar Menag.