Ilmuwan Temukan 27 Species Baru Termasuk Tikus Amfibi di Amazon

Yati Maulana | Kamis, 09/01/2025 06:06 WIB
Ilmuwan Temukan 27 Species Baru Termasuk Tikus Amfibi di Amazon Spesimen tikus berduri yang ditemukan dalam ekspedisi Penilaian Cepat Conservation International ke Lanskap Alto Mayo di Peru, 16 Juni 2022. Handout via REUTERS

LIMA - Seekor "tikus amfibi" dengan kaki berselaput sebagian yang memakan serangga air termasuk di antara 27 Spesies baru ditemukan selama ekspedisi tahun 2022 ke Amazon Peru, menurut Conservation International.

Para ilmuwan juga menemukan tikus berduri, tupai, delapan jenis ikan, tiga amfibi, dan 10 jenis kupu-kupu, Trond Larsen, kepala Program Penilaian Cepat Conservation International, mengatakan kepada Reuters minggu ini.

Ia menambahkan bahwa 48 spesies lain yang ditemukan oleh para peneliti berpotensi baru, tetapi memerlukan penelitian lebih lanjut.

Spesies baru tersebut ditemukan di Alto Mayo, kawasan lindung dengan beberapa ekosistem, wilayah adat, dan desa.

"Menemukan begitu banyak spesies mamalia dan vertebrata baru sungguh luar biasa, terutama di lanskap yang dipengaruhi manusia seperti Alto Mayo," kata Larsen.

Ekspedisi antara Juni dan Juli 2022 tersebut terdiri dari 13 ilmuwan ditambah teknisi lokal dan anggota kelompok adat.

"Sungguh luar biasa bisa bekerja sama dengan masyarakat Awajun. Mereka memiliki pengetahuan tradisional yang luas tentang hutan, hewan, dan tumbuhan yang hidup berdampingan dengan mereka," kata Larsen.

Di antara spesies baru tersebut, Larsen menyoroti tikus berduri yang berbulu kaku, tikus amfibi, dan tupai kerdil yang berukuran 14 cm (5,5 inci).

"(Tupai) itu pas di telapak tangan Anda. Warna cokelat kastanye yang menggemaskan dan cantik, sangat cepat," kata Larsen. "Ia melompat cepat dan bersembunyi di pepohonan."

Penemuan favorit lainnya adalah ikan berkepala gumpalan, sejenis ikan lele berlapis baja, katanya.

Sebanyak 2.046 spesies tercatat selama ekspedisi 38 hari menggunakan perangkap kamera, sensor bioakustik, dan pengambilan sampel DNA. Di antara spesies-spesies itu, 49 di antaranya diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah, termasuk monyet berbulu ekor kuning dan monyet pohon.

Larsen mengatakan penemuan tersebut memperkuat perlunya melindungi daerah tersebut. "Kecuali jika langkah-langkah diambil sekarang untuk melindungi situs-situs ini dan membantu memulihkan bagian-bagian lanskap... ada kemungkinan besar situs-situs ini tidak akan bertahan dalam jangka panjang," kata Larsen.