Novel Kita Pergi Hari Ini karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. FOTO: GRAMEDIA
JAKARTA - Karya sastra terbaru dari penulis bernama unik. Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang kerap mengambil suara anak-anak dalam novel, kini kembali menulis dengan mengambil sudut pandang anak kecil.
Seperti dikutip dari gramedia.com, novel Kita Pergi Hari Ini menceritakan soal Mi, Ma, dan Mo yang baru melihat kucing luar biasa seperti Nona Gigi.
Kucing yang menjadi Cara Lain dari Bapak dan Ibu untuk menjaga Mi, Ma, dan Mo ketika mereka bekerja keluar untuk mencari uang.
Selama menjaga Mi, Ma, dan Mo, Nona Gigi mengajak mereka serta Fifi dan Fufu, anak kembar tetangga baru, untuk ikut bertualang mengunjungi tempat-tempat indah di Kota Terapung Kucing Luar Biasa.
Mereka diajak ke tempat-tempat indah dalam mimpi-mimpi anak-anak baik-baik.
Meski bercerita dari sisi anak-anak, sebetulnya novel ini membahas segala isu orang dewasa yang dikritik oleh Ziggy.
Mulai dari perbedaan stigma antara anak laki-laki dan anak perempuan, eksploitasi binatang, hingga perbedaan kelas yang terjadi di tengah masyarakat.
Penulis Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie dua kali memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta menceritakan di balik novel terbarunya.
Karya yang terbit bulan ini menjadi salah satu yang dinanti para pembaca setianya.
Novel terbaru Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (GPU) berjudul Kita Pergi Hari Ini atau Tempat-tempat Indah dalam Mimpi-mimpi Anak-anak Baik-baik.
Ada banyak hal unik yang bisa dieksplorasi dalam novel terbarunya tersebut. Tak hanya persoalan judul novel yang terbilang panjang dan memakai alternatif saja, namun Ziggy memasukkan unsur lainnya yang tak biasa.
Nona Gigi mengajak Mi, Ma, dan Mo serta Fifi dan Fufu-anak kembar Tetangga Baru bertualang mengunjungi tempat-tempat indah.
Mereka naik Kereta Air, bertemu Kolonel Jagung, bermain di Sirkus Sendu, dan menyaksikan kemegahan Kota Terapung Kucing Luar Biasa.
Di akhir obrolan, Ziggy berharap agar orang-orang yang membaca karya terbarunya ada beberapa isu yang harus dipikirkan secara serius.
"Isu-isu yang disinggung itu adalah isu yang sangat penting. Ada hal yang lebih serius dan diceritakan di dalam buku in
Di antaranya adalah penggunaan catatan kaki atau footnote. Di beberapa novel, hal itu jarang dilakukan karena dianggap `kotor`.
"Kalau kuliah kan kita banyak menggunakan footnote, pernah suatu hari aku membaca novel dan mereka memasukkan banyak referensi buku palsu di situ. Di Tanah Lada yang menang sayembara, penggunaan footnote yang dipakai oleh juri tidak terlalu disukai," katanya saat seri virtual di ajang Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2021.
Tim dewan juri festival menilai novel yang memakai catatan kaki terlalu ensiklopedia.
"Saya mau bagaimana mengubah sesuatu yang dibenci menjadi hal yang disukai dalam buku ini," lanjut Ziggy.
Selain itu, secara terbuka Ziggy menceritakan ide dari novel terbarunya berasal dari kelahiran keponakan laki-laki dan perempuannya. Dia ingin memberikan hadiah bagi mereka.
Dua orang keponakan itu direpresentasikan menjadi karakter dalam novel Kita Pergi Hari Ini yang berlawanan.
"Mereka adalah model untuk karakter Mi dan Ma," katanya. (*)