JAKARTA - Umrah atau biasa disebut haji kecil adalah kegiatan ibadah dalam agama Islam yang dilakukan dengan beberapa ritual di kota suci Makkah, khususnya Masjidil Haram.
Bagi jemaah dari Indonesia, umrah bisa jadi pilihan utama sembari menunggu antrean haji yang cukup panjang.
Calon jemaah, khususnya kalangan muda, yang baru pertama kali berangkat ke Tanah Suci, biasanya bertanya-tanya hal apakah yang harus dipersiapkan sebelum berangkat umrah.
Menurut Erri Budisurasa, Direktur PT Qadr Jaya Mandiri (Travel Al-Qadri Umrah & Haji yang sudah berpengalaman sejak 1976), ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi jemaah umroh.
Tujuh hal penting untuk persiapan umrah pertama kali itu adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Musim di Arab Saudi
Di Arab Saudi hanya terdapat dua musim, yakni panas dan dingin. Meski mirip dengan Indonesia, terdapat perbedaan dari segi kelembaban yang menyebabkan di Arab sangat jarang sekali hujan.
Dua kota yang tentunya disinggahi oleh para peziarah dari Indonesia adalah Makkah dan Madinah, yang memiliki sedikit perbedaan suhu karena letak geografisnya.
Kalau kita sudah mengetahui suhu dan musim di sana, kita bisa menyesuaikan dan mengantisipasi dengan membawa perlengkapan untuk kenyamanan kita selama di Arab Saudi.
2. Menjaga Kesehatan
Tata cara umrah banyak yang membutuhkan kekuatan fisik, seperti tawaf (keliling Kabah) sebanyak 7 kali dan sai (berlari kecil dari Safa ke Marwah) 7 kali.
Jarak tempuh tawaf sangat bergantung pada kedekatan jemaah dengan Ka`bah yang menjadi pusat pengitaran, mulai dari 200 meter seputaran (1.400 meter untuk 7 putaran) dan semakin jauh dari Ka`bah semakin jauh jarak tempuh.
Lalu, jarak antara Shafa ke Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Jadi, tawaf dan sai adalah perjalanan total minimal 4,55 kilometer ditempuh dengan jalan kaki.
Kemudian, selain beribadah di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi, biasanya ketika jemaah ke Tanah Suci juga sekaligus berziarah ke tempat lainnya yang terletak di kota berbeda, seperti Masjid Al Aqsha dan Gunung Jabal Nur. Oleh sebab itu, kesehatan fisik sangat penting saat kita berada di Tanah Suci.
3. Membawa Keperluan Pribadi
Kalau kita sudah mengetahui gambaran kondisi suhu, musim di Tanah Suci, kita bisa mengantisipasi dengan membawa keperluan pribadi seperti obat-obatan, perawatan tubuh dan pakaian yang sesuai.
Kalau kita tidak terbiasa dingin dan gampang masuk angin terutama di malam hari, kita bisa membawa minyak angin atau jamu penghangat tubuh.
Kemudian, karena keadaan udara di Arab yang kering, jemaah terutama yang wanita perlu membawa lotion untuk menjaga kelembaban kulit.
Selain itu, untuk wanita harus menggunakan pakaian sopan dan tertutup. Masker penutup wajah diperlukan untuk menjaga pernapasan terutama saat bepergian ke luar saat ada angin kencang yang bisa membawa pasir.
4. Mengetahui Aturan di Arab Saudi
Terdapat sejumlah aturan terkait kesopanan di negara Islam ini, yang terangkum dalam Piagam Kesopanan Umum (Public Decorum Charter).
Secara umum seperti dikutip dari visitsaudi.com, semua orang harus berpakaian sopan dan wanita harus menutupi bahu dan lutut di tempat publik.
Di tempat umum, orang juga tidak boleh bermesraan serta menggunakan bahasa kasar atau menunjukkan gaya tubuh yang tidak sopan.
Selain itu, tidak diperbolehkan membawa, membeli dan mengonsumsi minuman beralkohol di Arab.
Tidak diperkenankan juga melakukan tindakan yang menunjukkan kebencian, rasisme, diskriminasi, dan perilaku tidak senonoh termasuk kekerasan seksual. Pelanggar aturan kesopanan ini akan terkena denda mulai dari SAR50 hingga SAR6.000 (Rp180.000 hingga Rp2,25 juta).
5. Mempelajari Kebiasaan di Tanah Arab
Ada beberapa kebiasaan baik orang-orang asli Arab. Salah satunya adalah ketika azan berkumandang, semua orang pasti langsung meninggalkan aktivitas atau pekerjaannya dan pergi untuk shalat berjamaah di masjid. Jadi, tidak heran bila pedagang di pasar meninggalkan begitu saja barang dagangan ketika mendengar panggilan shalat.
Contoh lain, orang Arab terbiasa bersuara keras dalam mengekspresikan kekuatan dan ketulusan.
Namun, hal ini jangan disalahartikan bahwa mereka gampang marah, hanya saja memang kebiasaan mereka seperti itu. Sebaliknya, wanita tidak perlu tersenyum untuk menunjukkan kesopanan karena bisa ditafsirkan sebagai menggoda dalam budaya Arab.
6. Manasik
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jemaah sangat disarankan untuk mengikuti manasik atau peragaan pelaksanaan ibadah yang diselenggarakan oleh biro perjalanan.
Dalam manasik, kita bisa belajar praktik ritual dengan kondisi mirip di Tanah Suci dan menanyakan hal yang belum kita mengerti kepada pembimbing umroh.
7. Persiapan Biaya
Umrah adalah ibadah yang ditujukan bagi umat yang mampu, termasuk mampu secara material.
Menabung di reksadana bisa menjadi alternatif untuk memampukan diri agar bisa berangkat ke Tanah Suci tanpa utang.
Reksadana berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan bank.
Selain itu, reksadana syariah dikelola dengan prinsip-prinsip Islami yang bebas riba serta sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia.
Menyiapkan tabungan umrah di BareksaUmroh ada enam kelebihan :
1. Pasti Aman
Uang tabungan nasabah akan disimpan di reksadana syariah, sebagai instrumen investasinya. Tidak dipegang langsung oleh pihak travel atau agen penjual, melainkan disimpan di reksadana Bareksa.
2. Layanan Lengkap
Layanan BareksaUmroh terpadu dari awal hingga akhir, mulai dari perencanaan tabungan di reksadana syariah, pembelian paket umroh, keberangkatan umroh, hingga perjalanan pulang ke tanah air.
3. Serba Online
Pendaftaran dilakukan 100 persen online, dengan hanya menggunakan e-KTP. Proses tanda tangan juga dilakukan secara online menggunakan tanda tangan digital.
4. Terpercaya
Bareksa bermitra dengan agen biro perjalanan (agen travel) yang sudah memiliki reputasi. Tiap mitra agen travel telah memiliki sertifikat untuk keberangkatan umroh yang diatur oleh Kementerian Agama.
5. Sesuai Syariah
Tidak perlu ragu tentang kehalalan produk ini, karena reksadana syariah dikelola berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan nomor 20/DSN-MUI/IV/2001.
6. Fleksibel & Potensi Imbal Hasil
Top up tabungan tidak mengikat, smart investor bebas top up kapanpun dan berapapun. Dengan reksadana syariah, tabungan berpotensi tumbuh dan meraih imbal hasil lebih besar dari tabungan bank atau deposito.
Investasi di reksadana syariah juga halal karena telah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Segera siapkan tabungan umroh di platform BareksaUmroh. Pilih produk yang sesuai dengan profil risiko. (*)