JAKARTA - Hari ini Kamis 14 April 2022, umat Katolik dan Kristen menjalani ibadah Kamis Putih.
Kamis Putih adalah bagian dari Trihari Suci atau makna masa prapaskah selain dari Jumat Agung dan makna Sabtu Suci.
Puncak dari Trihari Suci adalah Paskah yang merupakan hari kebangkitan Juruselamat yang menggenapi nubuat para nabi terdahulu.
Dikutip dari tuhanyesus.org, peristiwa makna Kamis Putih adalah saat di mana Yesus membasuh kaki muridnya, melakukan perjamuan terakhir, dan akhirnya tertangkap di Taman Getsemani.
Paskah merupakan salah satu dari hari besar Agama Kristen.
Makna Kamis Putih, umat Katolik dan Kristen bisa belajar tentang pelayanan, kerendahan hati, kebersamaan, dan kesederhanaan.
Selain itu, mempelajari bahwa Yesus dalam bentuk manusia bisa sedih. Dalam Kamis Putih, Yudas Iskariot mengkhianati Yesus.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi selama makna Kamis Putih, antara lain adalah:
Perjamuan Kudus
Peristiwa Pembasuhan
Yesus berdoa di Taman Getsemani kepada Bapa
Yudas Iskariot mengkhianati Yesus
Petrus memotong kuping seorang prajurit dan Yesus menyembuhkan kupingnya.
Asal Mula Terjadinya Kamis Putih
Saat Perjamuan Kudus tersebut, Yesus memotong tubuh-Nya dan mengambil darah-Nya. Tubuh-Nya tersebut dipotong-potong dan menjadi roti.
Darahnya tersebut dijadikannya sebagai anggur. Inilah yang disebut dengan Trans-substansiasi.
Banyak yang mengira kalau apa yang diberikan oleh Yesus bukanlah tubuh dan darah-Nya, melainkan itu hanya metafora saja. Ada juga yang mengira bahwa itu adalah praktik kanibalisme.
Namun, tentang metafora dan kanibalisme itu bukanlah hal yang kurang tepat karena Yesus benar-benar memberikan daging dan darah-Nya untuk dimakan dan diminum.
Daging itu berubah menjadi roti dan darah tersebut berubah menjadi anggur. Hal inilah mukjizat dari Tuhan Yesus.
Seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:51 “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Hal ini semakin ditegaskan dalam Yohanes 6:55 : “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.”
Memakan tubuh Kristus itu merupakan simbol bahwa umat sudah menjadi satu dengan Kristus.
“Satu” yang dimaksud adalah bersatu kepada Kristus. Meminum darahnya merupakan simbol bahwa janji penebusan dosa akan segera tergenapi.
Seperti yang diketahui, zaman dulu, perjanjian disahkan bukan melalui tanda tangan atau stempel, melainkan menggunakan darah.
Yesus juga membasuh kaki para murid-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin itu haruslah melayani bukan dilayani.
Seperti yang tertuang di dalam Yohanes 13:14–17 “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.”
Inti Makna dari Kamis Putih
Yesus mengajarkan bahwa seorang pemimpin bukanlah pihak yang dilayani, melainkan pihak yang melayani.
Dewasa ini, jamak pemimpin hanya mau dilayani saja, tetapi dia tidak pernah melayani. Ada juga pemimpin yang ingin mendapatkan pelayanan yang eksklusif, tetapi tidak pernah memberi pelayanan yang eksklusif kepada rakyat-Nya.(*)