• News

Konsumsi Banyak Plastik, Begini Kondisi Bayi Penyu Hijau yang Ditemukan Taronga Zoo

Tri Umardini | Selasa, 02/08/2022 17:16 WIB
Konsumsi Banyak Plastik, Begini Kondisi Bayi Penyu Hijau yang Ditemukan Taronga Zoo Konsumsi Banyak Plastik, Begini Kondisi Bayi Penyu Hijau yang Ditemukan Taronga Zoo (FOTO: CHRIS MCGRATH/GETTY)

JAKARTA - Rumah sakit satwa liar Kebun Binatang Taronga (Taronga Zoo) baru-baru ini menyelamatkan bayi penyu hijau (tukik) dari pantai dekat Sydney, Australia.

Mereka menemukan tukik itu telah mengonsumsi banyak plastik.

Menurut Guardian, tim penyelamat menemukan kura-kura kecil itu berbaring telentang di kolam batu di Pantai Tamarama, kehilangan sirip dan dengan lubang di cangkangnya.

Sementara sirip yang hilang tampaknya menjadi masalah yang paling serius, kekhawatiran terbesar adalah apa yang terjadi di saluran pencernaan bayi penyu.

"Ini mulai buang air besar, dan buang air besar plastik selama enam hari," kata perawat hewan Kebun Binatang Taronga Sarah Male kepada Guardian tentang apa yang terjadi ketika tukik tiba di rumah sakit.

"Tidak ada kotoran yang keluar, hanya plastik murni."

"Itu semua berbeda ukuran, warna, dan komposisinya," tambah Male.

"Ada yang keras, ada yang tajam, dan ada juga yang bisa dibilang ada tulisan di plastiknya."

Perawat hewan mengatakan bahwa sementara apa yang ada di perut tukik mungkin tampak mengejutkan, kenyataan pahitnya adalah penyu di seluruh dunia mengonsumsi plastik pada tingkat yang mengkhawatirkan.

"Ini semua yang dimakan makhluk kecil malang ini," jelas Male.

"Ada begitu banyak plastik di sekitar mereka sehingga mereka hanya mengonsumsinya sebagai makanan pertama mereka."

Kebun Binatang Taronga memposting video di halaman Facebook tentang perjalanan tukik menuju pemulihan setelah melewati semua plastik itu.

"Meskipun butuh enam hari bagi kura-kura untuk mengeluarkan semua plastik dalam sistemnya, luar biasa ia selamat dan sekarang baik-baik saja," tulis kebun binatang itu dalam keterangannya.

"Beberapa pecahannya sangat tajam dan bisa menyebabkan kerusakan internal yang serius sehingga kura-kura itu beruntung masih hidup."

Menurut National Ocean Service, para ilmuwan percaya bahwa sekitar 8 juta metrik ton plastik berakhir di lautan setiap tahun.

Untuk membantu menyelamatkan penyu – terutama tukik, yang ukurannya membuat mereka sangat rentan – dari bahaya polusi plastik, penting bagi manusia untuk mengambil tindakan, kata Male.

"Jika semua orang hanya mengambil sedikit waktu mereka untuk mengambil sedikit sampah - tidak harus di pantai - maka mudah-mudahan kita bisa membuat perbedaan," katanya kepada Guardian. (*)