• Oase

Kaum Tsamud Menantang Bukti Mukjizat Nabi Saleh AS

Rizki Ramadhani | Jum'at, 09/09/2022 13:01 WIB
Kaum Tsamud Menantang Bukti Mukjizat Nabi Saleh AS Ilustrasi Kaum Tsamud menantang Mukjizat Nabi Saleh AS (foto:ghoorib)

Jakarta - Nabi Saleh ‘Alaihissalam diutus kepada kaum Tsamud, yang merupakan saudara sekaumnya. Beliau ‘Alaihissalam adalah orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka.

Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah nabi Shalih ‘Alaihissalam menyeru agar menyembah Allah Subhanahu wa Ta`ala semata dengan meninggalkan penyembahan berhala dan bertakwa kepada-Nya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah An-Naml (ke-27) : 45, maka beriman dan menaatilah segolongan kaumnya yang fakir sedangkan sebagian golongan yang lain menyombongkan diri dan mengingkari seruan dakwah tersebut, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan.

Dari keterangan Ibnu Katsir Rahimahullah, diketahui bahwa Junda` bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas yang merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud tampil sebagai pemimpin dari golongan pengikut nabi Saleh `Alaihissalam.

Sedangkan Dzu`ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha`r bin Julmas menjadi pemimpin kaum Tsamud yang menentang dan menghalangi dakwah nabi Saleh ‘Alaihissalam. Mereka juga yang mencegah Junda` bin Syihab tatkala ingin mengikuti ajakan nabi Saleh `Alaihissalam yang merupakan sepupunya.

Berbagai upaya dilakukan mereka agar tidak ada yang mau beriman kepada risalah nabi Saleh `Alaihissalam. Hal ini diuraikan dalam surah Asy-Syu`ara` (ke-26) ayat 153 dan Al-Qamar (ke-54) ayat 24 dan 25, bahwa mereka yang menolak dakwah itu menuduh, menghina dan menyebut nabi Saleh `Alaihissalam terkena sihir, sangat pendusta dan sombong, serta yang mau mengikutinya berada dalam keadaan sesat dan gila.

Bersumber dari Ibnu Katsir rahimahullah, bahwa para mufassir menyebutkan saat kaum Tsamud berkumpul di suatu lembah, nabi Saleh `Alaihissalam mendatangi mereka dan menyampaikan ajakannya untuk kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta`ala.

Para penentang dakwah malah mengatakan kepada beliau `alaihissalam, "Engkau hanyalah manusia seperti kami, maka datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau termasuk orang yang benar." (QS. Asy Syu’ara’ [26] : 154).

Mereka menantang nabi Saleh `Alaihissalam untuk mengeluarkan seekor unta betina dari batu besar yang mereka tunjuk untuk membuktikan kerasulan beliau `Alaihissalam. Mereka berjanji akan mengimani ajaran nabi yang juga saudara sekaum dengan mereka itu jika tantangan tersebut mampu dipenuhi.

Merekapun menuntut berbagai ciri dan sifat dari unta betina itu, diantaranya memiliki ukuran yang besar dan dalam keadaan bunting, agar nabi Saleh `Alaihissalam tidak sanggup mewujudkannya.

Nabi Saleh `Alaihissalam pun berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala meminta agar Allah mewujudkan tuntutan mereka. Kemudian keluarlah seekor unta betina sesuai berbagai ciri dan sifat yang dituntut kaumnya dari batu itu sebagai bukti yang jelas dan dalil yang kuat terhadap kenabian Saleh `Alaihissalam.

Setelah melihat mukjizat berupa seekor unta dengan bentuk yang menakjubkan tersebut, maka banyak yang beriman kepada beliau `Alaihissalam, tapi kebanyakan mereka tetap kafir dan di atas kesesatannya.

Semoga kita selalu diberi taufik dan hidayah dalam menjalani kehidupan ini. (Kontributor : Dicky Dewata)