Jakarta - Umat islam wajib mengimani bahwa tidak ada yang mengetahui masalah yang gaib kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta`ala. Ini termasuk bagian dari dasar agama. Adapun para nabi dan rasul baru dapat sedikit mengetahui setelah dikabarkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada mereka.
Dikisahkan nabi Sulaiman `alaihissalam biasa mengawasi para jin yang sedang bekerja dengan bertumpu pada tongkatnya. Pada saat tersebut, beliau `alaihissalam senantiasa melaksanakan salat.
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwa nabi yang sangat taat ini terbiasa salat hingga berjam-jam lamanya. Beliau `alaihissalam bertumpu pada tongkatnya saat salat. Dituturkan melalui riwayat Israiliyat, nabi Sulsiman `alaihissalam bahkan bisa berdiri sampai berhari-hari saat menunaikan salat. Begitulah kebiasaan putera nabi Daud `alaihissalam ini. Para jin sudah sering melihat beliau `alaihissalam bertumpu pada tongkatnya dalam waktu yang lama.
Suatu hari nabi yang juga merupakan raja bani Israil ini datang untuk mengawasi pekerjaan para jin. Beliau `alaihissalam senantiasa memegang tongkatnya. Pada saat itulah nabi Sulaiman `alaihissalam wafat. Para jin tidak mengetahui hal ini. Mereka menyangka nabi yang salih ini sedang salat.
Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-34) Saba’ ayat ke-14,"Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan."
Selanjutnya Allah Azza wa Jalla mendatangkan rayap untuk memakan tongkat tersebut. Tongkat pun menjadi rapuh akibat dimakan rayap. Rapuhnya tongkat tidak lagi sanggup menopang tubuh nabi yang mulia ini. Kondisi ini menyebabkan tongkat tersebut menjadi patah hingga tubuh nabi Sulaiman `alaihissalam tersungkur. Barulah setelah itu jin mengetahui bahwa nabi dan sekaligus raja mukmin penguasa dunia ini telah meninggal dunia. Sebelum mengetahui hal ini, para jin bekerja terus tanpa henti.
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qurthubi, bahwa nabi Sulaiman `alaihissalam bermaksud mengajarkan rakyatnya. Beliau as menanamkan pemahaman akidah bahwa para jin yang sombong dan angkuh hanya berpura-pura mengaku mengetahui ilmu gaib.
Terbukti pada saat nabi Sulaiman `alaihissalam meninggal. Ternyata para jin tidak mengetahuinya. Jangankan mengetahui berita itu sebelumnya, bahkan pada saat nabi Sulaiman `alaihissalam diwafatkan Allah ﷻ pun mereka tidak tahu. Sehingga mereka terus giat bekerja dalam ketakutan.
Sebagaimana yang kita ketahui, rayap membutuhkan waktu yang lama untuk memakan tongkat hingga rapuh. Berarti, dalam waktu sekian lama juga, para jin tetap tidak mampu mengetahui kabar wafatnya nabi Sulaiman `alaihissalam.
Kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. Ini merupakan dalil bahwa hukum asalnya jin-jin tidak mengetahui ilmu gaib. Hanya Allah ﷻ yang mengetahui ilmu gaib.
Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-38) Shad ayat 40,“Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.”
Semoga kita mendapat berbagai mutiara faedah dari sekelumit kisah menawan ini. (Kontributor : Dicky Dewata)