Jakarta - Allah Rabbul `alamin menetapkan segalanya berdasarkan hikmah dan ilmu-Nya. Demikian pula semua mahluk merupakan bala tentaraNya. Sebagaimana kisah berikut ini.
Burung-burung datang berbondong-bondong (Ababil) disebut sekali di dalam Al-Qur’an, yaitu pada surah (ke-105) Al-Fil ayat 3.
Dikisahkan raja Abrahah selaku penguasa Yaman membawa pasukan bergajah. Dia ingin menghancurkan Ka’bah dan memindahkan ibadah ke gereja Al Qullais di Yaman. Kemudian Allah Azza wa Jalla mengutus bala tentara-Nya berupa burung-burung yang bergerombol dan terbang beriringan secara berturut-turut tanpa henti dari segala arah dengan kehendak Allah Azza wa Jalla.
Adapun Abrahah dan pasukannya tidak mengetahui dari mana datangnya burung-burung itu karena mereka tidak pernah terlihat sebelumnya. Burung-burung itu membawa batu yang sangat panas dari tanah liat yang terbakar. Selanjutnya, dilemparkanlah kepada Abrahah dan pasukannya. Sehingga Abrahah dan pasukannya binasa, mati bergelimpangan. Kondisi mereka digambarkan seperti dedaunan yang dimakan ulat.
Istilah burung ababil merupakan terjemahan dari Thayran Abaabil. Namun ini belum lengkap. Karena yang diterjemahkan hanya Thayran saja, sementara kata Abaabil yang merupakan sifat atau karakter dari Thayran tidak diterjemahkan. Malah kata Abaabil terlanjur dipahami beberapa orang sebagai nama burung.
Berbagai kitab tafsir sebenarnya sudah menjelaskan arti dari kata Abaabil adalah banyak, bergerombol, dan beriringan dari banyak arah. Jadi, Thayran Abaabil berarti kawanan burung yang bergerombol dan terbang beriringan dari segala arah.
Menutup kisah, peristiwa ini dijadikan pengingat atas kesombongan manusia yang merasa paling berkuasa. Dirinya telah lupa bahwa kuasa Allah ﷻ tidak mungkin dapat ditandingi. Manusia pasti akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya selama di dunia. Semua akan kembali pada Sang Pencipta.
Banyak manusia yang merasa penasaran, tentang jenis burung-burung tersebut. Bagaimana membawa batu-batu panas tersebut tanpa melukai tubuh mereka. Tidak mencederai kedua kaki dan paruh mereka. Namun, dapat menghancurkan tubuh manusia dan gajah dengan cepat. Kandungan senyawa kimia apa yang terdapat dalam bebatuan panas tersebut hingga tidak merusak permukaan bumi.
Kita bisa melukiskannya secara sederhana, sebatas kemampuan dan masih dalam batas syariat. Terdapat banyak pesawat tempur jenis pembom super canggih. Semua pesawat ini mampu mendekati target tanpa terdeteksi radar. Adapun targetnya adalah musuh-musuh yang sudah banyak membuat berbagai kerusakan parah.
Selanjutnya, semua pesawat bermanufer dalam berbagai formasi secara teratur. Kemudian, melepaskan bom-bom yang sangat hebat dengan sangat akurat. Hingga mampu mengeksekusi semua musuh berikut seluruh persenjataan dan artilenya tanpa merusak bumi sedikit pun.
Tentu saja penggambaran ini masih sangat jauh dari kehebatan dan kedahsyatan peristiwa yang sesungguhnya.
Kembali kepada kisah, fenomena ini merupakan bukti kebesaran-Nya. Allah ﷻ berfirman mengisahkan dengan jelas tentang peristiwa ini dalam surah (ke-105) Al-Fil ayat 1-5,
"Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
Semoga sekelumit kisah ini dapat menambah keimanan dan memperkaya khazanah keilmuwan kita. (Kontributor : Dicky Dewata)