• News

China Makin Agresif, Filipina Pasang Penanda di Laut Cina Selatan yang Disengketakan

Yati Maulana | Senin, 15/05/2023 12:02 WIB
China Makin Agresif, Filipina Pasang Penanda di Laut Cina Selatan yang Disengketakan Pemandangan dari udara menunjukkan Pulau Thitu yang diduduki Filipina, di Kepulauan Spratly yang diperebutkan, Laut China Selatan, 9 Maret 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Filipina telah menempatkan pelampung navigasi di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) untuk menegaskan kedaulatan atas pulau Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan, kata seorang juru bicara penjaga pantai pada Minggu.

Langkah tersebut dilakukan di tengah tindakan China yang semakin agresif di Laut China Selatan ketika Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengejar hubungan yang lebih hangat dengan sekutu perjanjian Amerika Serikat.

Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan telah menyiapkan lima pelampung yang membawa bendera nasional dari 10 hingga 12 Mei di lima wilayah dalam zona 200 mil (322 km), termasuk Whitsun Reef, tempat ratusan kapal laut China berlabuh. 2021.

"Langkah ini menyoroti tekad Filipina yang tak tergoyahkan untuk melindungi perbatasan dan sumber daya maritimnya serta berkontribusi pada keamanan perdagangan maritim," kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara penjaga pantai untuk masalah Laut China Selatan, di Twitter.

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pada Mei 2022, penjaga pantai memasang lima pelampung navigasi di empat pulau di Spratly.

Klaim kedaulatan China atas hampir seluruh Laut China Selatan dibatalkan oleh putusan arbitrase internasional pada tahun 2016.

Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim di Spratly, tempat China mengeruk pasir untuk membangun pulau di terumbu karang, dan melengkapinya dengan rudal dan landasan pacu.

Beijing selama bertahun-tahun telah mengerahkan ratusan penjaga pantai dan kapal penangkap ikan di daerah yang disengketakan.