JAKARTA - Turki mengumumkan telah menahan puluhan orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata ISIS (ISIS).
Setidaknya 29 tersangka ditangkap dalam “Operasi Pahlawan-37” pada hari Jumat, kantor berita melaporkan.
Penahanan tersebut terjadi di tengah upaya pasukan keamanan Turki menjelang perayaan Tahun Baru, meskipun beberapa pihak juga memandangnya sebagai bagian dari dorongan politik menjelang pemilihan lokal.
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengatakan di platform media sosial X bahwa penahanan tersebut telah menggagalkan rencana serangan terhadap gereja dan sinagoga di Istanbul.
Menurut kantor berita pemerintah Turki Anadolu, para tersangka termasuk tiga tersangka pejuang senior ISIS.
Ia menambahkan bahwa rencana tersebut juga mencakup serangan terhadap Kedutaan Besar Irak di Ankara.
Meskipun sebagian besar kelompok tersebut telah dikalahkan, beberapa pejuang ISIS masih bersembunyi di daerah terpencil di Suriah dan Irak, dimana mereka terus melakukan serangan.
Turki terus menjadi sasaran dan dilanda serangkaian pemboman mematikan. Serangan di Istanbul pada 1 Januari 2017 menewaskan 39 orang di sebuah klub malam saat perayaan Tahun Baru.
Penahanan ini terjadi seminggu setelah polisi menangkap 304 tersangka anggota ISIS dalam penggerebekan serentak di seluruh Turki, dalam apa yang dianggap sebagai penyisiran keamanan menjelang perayaan Tahun Baru.
Pihak berwenang Turki juga meningkatkan operasi terhadap pejuang Kurdi dalam beberapa pekan terakhir, setelah mereka meledakkan bom di dekat gedung pemerintah di Ankara pada 1 Oktober.
“Demi perdamaian, persatuan dan solidaritas bangsa kami, kami tidak akan menoleransi teroris mana pun,” kata Yerlikaya di X.
“Kami akan melanjutkan perjuangan kami tanpa henti dengan upaya superior dari pasukan keamanan kami.”
Namun, ada juga kecurigaan bahwa dorongan tersebut mungkin juga dipengaruhi oleh pemilihan kepala daerah yang akan datang pada bulan Maret.
Para analis mengatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan ingin merebut kembali kendali atas Istanbul, Ankara, dan pusat ekonomi utama lainnya yang telah hilang dari Partai AK. (*)